Misteri Segitiga Bermuda

May 21, 2009

Segitiga Bermuda (bahasa Inggris: Bermuda Triangle), terkadang disebut juga Segitiga Setan adalah sebuah wilayah lautan di Samudra Atlantik seluas 1,5 juta mil2 atau 4 juta km2 yang membentuk garis segitiga antara Bermuda, wilayah teritorial Britania Raya sebagai titik di sebelah utara, Puerto Riko, teritorial Amerika Serikat sebagai titik di sebelah selatan dan Miami, negara bagian Florida, Amerika Serikat sebagai titik di sebelah barat. Segitiga Bermuda dikenal karena isu paranormal yang berhubungan menghilangnya sejumlah kapal dan pesawat terbang yang memasuki area tersebut. Tak semua pertanyaan ada jawabannya. Demikian pula dengan sejumlah peristiwa dan fenomena alam di bumi ini. Tak semua (belum) bisa dijelaskan.

Bagi Anda yang gemar kisah misteri, pasti mengenal Segitiga Bermuda. Wilayah laut di selatan Amerika Serikat dengan titik sudut Miami (di Florida), Puerto Rico (Jamaica), dan Bermuda ini, telah berabad-abad menyimpan kisah yang tak terpecahkan. Misteri demi misteri bahkan telah dicatat oleh pengelana samudera macam Christopher Columbus.

Sekitar 1492, ketika dirinya akan mengakhiri perjalanan jauhnya menuju dunia barunya, Amerika, Columbus sempat menyaksikan fenomena aneh di wilayah ini. Di tengah suasana laut yang terasa aneh, jarum kompas di kapalnya beberapa kali berubah-ubah. Padahal cuaca saat itu begitu baik.

Lebih dari itu, tak jauh dari kapal, pada suatu malam tiba-tiba para awaknya dikejutkan dengan munculnya bola-bola api yang terjun begitu saja ke dalam laut. Mereka juga menyaksikan lintasan cahaya dari arah ufuk yang kemudian menghilang begitu saja.

Begitulah Segitiga Bermuda. Di wilayah ini, indera keenam memang seperti dihantui ’suasana’ yang tak biasa. Namun begitu rombongan Columbus masih terbilang beruntung, karena hanya disuguhi ‘pertunjukkan’. Lain dengan pelintas-pelintas yang lain.

Menurut catatan kebaharian, peristiwa terbesar yang pernah terjadi di wilayah ini adalah lenyapnya sebuah kapal berbendera Inggris, Atalanta, pada 1880. Tanpa jejak secuilpun, kapal yang ditumpangi tiga ratus kadet dan perwira AL Inggris itu raib di sana. Selain Atalanta, Segitiga Bermuda juga telah menelan ratusan kapal lainnya.

Di lain kisah, Segitiga Bermuda juga telah membungkam puluhan pesawat yang melintasinya. Peristiwa terbesar yang kemudian terkuak sekitar 1990 lalu adalah raibnya iring-iringan lima Grumman TBF Avenger AL AS yang tengah berpatroli melintas wilayah laut ini pada siang hari 5 Desember 1945. Setelah sekitar dua jam penerbangan komandan penerbangan melapor, bahwa dirinya dan anak buahnya seperti mengalami disorientasi. Beberapa menit kemudian kelima TBF Avenger ini pun raib tanpa sempat memberi sinyal SOS.

Anehnya, misteri Avenger tak berujung di situ saja. Ketika sebuah pesawat SAR jenis Martin PBM-3 Mariner dikirim mencarinya, pesawat amfibi gembrot dengan tigabelas awak ini pun ikut-ikutan lenyap. Hilang bak ditelan udara. Keesokan harinya ketika wilayah-wilayah laut yang diduga menjadi tempat kecelakaan keenam pesawat disapu enam pesawat penyelamat pantai dengan 27 awak, tak satu pun serpihan pesawat ditemukan. Ajaib.

Tahun demi tahun berlalu. Sekitar 1990, tanpa dinyana seorang peneliti berhasil menemukan onggokan kerangka pesawat di lepas pantai Fort Launderdale, Florida. Betapa terkejutnya orang-orang yang menyaksikan. Karena, ketika dicocok kan, onggokan metal itu ternyata bagian dari kelima TBF Avenger.

Hilangnya C-119

Kisah ajaib lainnya adalah hilangnya pesawat transpor C-119 Flying Boxcar pada 7 Juni 1965. Pesawat tambun mesin ganda milik AU AS bermuatan kargo ini, hari itu pukul 7.47 lepas landas dari Lanud Homestead. Pesawat dengan 10 awak ini terbang menuju Lapangan Terbang Grand Turk, Bahama, dan diharapkan mendarat pukul 11.23.

Pesawat ini sebenarnya hampir menuntaskan perjalanannya. Hal ini diketahui dari kontak radio yang masih terdengar hingga pukul 11. Sesungguhnya memang tak ada yang mencurigakan. Kerusakan teknis juga tak pernah dilaporkan. Tetapi Boxcar tak pernah sampai tujuan.

“Dalam kontak radio terakhir tak ada indikasi apa-apa bahwa pesawat tengah mengalami masalah. Namun setelah itu kami kehilangan jejaknya,” begitu ungkap juru bicara Penyelamat Pantai Miami. “Besar kemungkinan pesawat mengalami masalah kendali arah (steering trouble) hingga nyasar ke lain arah,” tambahnya.

Seketika itu pula tim SAR terbang menyapu wilayah seluas 100.000 mil persegi yang diduga menjadi tempat kandasnya C-119. Namun hasilnya benar-benar nihil. Sama seperti hilangnya pesawat-pesawat lainnya di wilayah ini, tak satu pun serpihan pesawat atau tubuh manusia ditemukan.

“Benar-benar aneh. Sebuah pesawat terbang ke arah selatan Bahama dan hilang begitu saja tanpa jejak,” demikian komentar seorang veteran penerbang Perang Dunia II.

Seseorang dari Tim SAR mengatakan, kemungkinan pesawat jatuh di antara Pulau Crooked dan Grand Turk. Bisa karena masalah struktur, ledakan, atau kerusakan mesin. Kalau memang pesawat meledak, kontak radio memang pasti tak akan pernah terjadi, tetapi seharusnya kami bisa menemukan serpihan pecahannya. Begitu pula jika pesawat mengalami kerusakan, mestinya sang pilot bisa melakukan ditching (pendaratan darurat di atas air). Pasalnya, cuaca saat itu dalam keadaan baik. Dalam arti langit cerah, ombak hanya sekitar satu meter, dan angin hanya 15 knot.

Analisis selanjutnya memang mengembang kemana-mana. Namun tetap tidak menghasilkan apa-apa. Kasus C-119 Flying Boxcar pun terpendam begitu saja, sampai akhirnya pada tahun 1973 terbit artikel dari International UFO Bureau yang mengingatkan kembali sejumlah orang pada kasus ajaib tersebut.

Dalam artikel ini dimuat kesaksian astronot Gemini IV, James McDivitt dan Edward H. White II, yang justru membuat runyam masalah. Rupanya pada saat-saat di sekitar raibnya C-119, dia kebetulan tengah mengamati wilayah di sekitar Karibia. Gemini kebetulan memang sedang mengawang-awang di sana. Menurut catatan NASA, pada 3 sampai 7 Juni 1965 keduanya tengah melakukan eksperimen jalan-jalan ke luar kapsul Gemini dengan perlengkapan yang dirahasiakan.

Menurut Divitt, dia melihat sebuah pesawat tak dikenal (UFO) dengan semacam lengan mekanik kedapatan sedang meluncur di atas Karibia. Beberapa menit kemudian Ed White pun menyaksikan obyek lainnya yang serupa. Sejak itulah lalu merebak isu, C-119 diculik UFO. Para ilmuwan pun segera tertarik menguji kesaksian ini. Tak mau percaya begitu saja, mereka mengkonfirmasi obyek yang dilihat kedua astronot dengan satelit-satelit yang ada disekitar Gemini IV. Boleh jadi ‘kan yang mereka salah lihat ? Maklum saat itu (hingga kini pun), banyak pihak masih menilai sektis terhadap kehadiran UFO.

Ketika itu kepada kedua astronot disodori gambar Pegasus 2, satelit raksasa yang memang memiliki antene mirip lengan sepanjang 32 meter dan sejumlah sampah satelit yang ada di sekitar itu. Namun baik dari bentuk dan jarak, mereka menyanggah jika telah salah lihat.

“Sekali lagi saya tegaskan, dengan menyebut UFO ‘kan tak berarti saya menunjuk pesawat ruang angkasa dari planet lain. Pengertian UFO sangat universal. Bahwa jika saya melihat pesawat yang menurut penilaian saya tak saya kenal, tidakkah layak jika saya menyebutnya sebagai UFO?” sergah Divitt.

Begitulah kasus C-119 Flying Boxcar yang tak pernah terpecahkan hingga kini. Diantara kapal atau pesawat yang raib di wilayah Segitiga Bermuda kisahnya memang senantiasa sama. Terjadi ketika cuaca sedang baik, tak ada masalah teknis, kontak radio berjalan biasa, tetapi si pelintas tiba-tiba menghilang begitu saja. Tanpa meninggalkan jejak sama sekali.

Banyak teori kemudian dihubung-hubungkan dengan segala kejadian di sana. Ada yang menyebut teori pelengkungan waktu, medan gravitasi terbalik, abrasi atmosfer, dan ada juga teori anomali magnetik-gravitasi. Selain itu ada juga yang mengaitkannya dengan fenomena gampa laut, serangan gelombang tidal, hingga lubang hitam (black-hole) yang hanya terjadi di angkasa luar sana. Aneh-aneh memang analisanya, namun tetap saja tak ada satu pun yang bisa menjelaskannya. Hanya ALLAH yang mengetahui di balik semua ini……

Belum lama ini tahun lalu, beberapa ilmuwan Amerika, Perancis dan negara lainnya pada saat melakukan survey di area dasar laut Segitiga Bermuda, Samudera Atlantik, menemukan sebuah piramida berdiri tegak di dasar laut yang tak pernah diketahui orang, berada dibawah ombak yang menggelora! Panjang sisi dasar piramida ini mencapai 300 meter, tingginya 200 meter, dan jarak ujung piramida ini dari permukaan laut sekitar 100 meter. Jika bicara tentang ukuran, piramida ini lebih besar skalanya dibandingkan dengan piramida Mesir kuno yang ada di darat. Di atas piramida terdapat dua buah lubang yang sangat besar, air laut dengan kecepatan tinggi melalui kedua lubang ini, dan oleh karena itu menggulung ombak yang mengamuk dengan membentuk pusaran raksasa yang membuat perairan disekitar ini menimbulkan ombak yang dahsyat menggelora dan halimun pada permukaan laut. Penemuan terbaru ini membuat para ilmuwan takjub.

Bagaimanakah orang dulu membangun piramida dan hidup didasar laut dengan lautnya yang gemuruh menggelora? Ada beberapa ilmuwan Barat yang berpendapat bahwa Piramida di dasar laut ini mungkin awalnya dibuat diatas daratan, lalu terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan tenggelam ke dasar laut seiring dengan perubahan di darat. Ilmuwan lainnya berpendapat bahwa beberapa ratus tahun yang silam perairan di area Segitiga Bermuda mungkin pernah sebagai salah satu landasan aktivitas bangsa Atlantis, dan Piramida di dasar laut tersebut mungkin sebuah gudang pemasokan mereka. Ada juga yang curiga bahwa Piramida mungkin sebuah tanah suci yang khusus dilindungi oleh bangsa Atlantis pada tempat yang mempunyai sejenis kekuatan dan sifat khas energi kosmosnya, dia (Piramida) bisa menarik dan mengumpulkan sinar kosmos, medan energi atau energi gelombang lain yang belum diketahui.dan struktur pada bagian dalamnya mungkin adalah resonansi gelombang mikro, yang memiliki efek terhadap suatu benda dan menghimpun sumber energi lainnya.
Benarkah demikian? Master Li Hongzhi dalam buku Zhuan Falun mempunyai penjelasan tentang penemuan peradaban prasejarah sebagai berikut;
“Di atas bumi ada benua Asia, Eropa, Amerika Selatan, Amerika Utara, Oceania, Afrika dan benua Antartika, yang oleh ilmuwan geologi secara umum disebut ‘lempeng kontinental’. Sejak terbentuknya lempeng kontinental sampai seakrang, sudah ada sejarah puluhan juta tahun. Dapat dikatakan pula bahwa banyak daratan berasal dari dasar laut yang naik ke atas, ada juga banyak daratan yang tenggelam ke dasar laut, sejak kondisi ini stabil sampai keadaan sekarang , sudah bersejarah puluhan juta tahun. Namun dibanyak dasar laut, telah ditemukan sejumlah bangunan yang tinggi besar dengan pahatan yang sangat indah, dan bukan berasal dari warisan budaya umat manusia modern, jadi pasti bangunan yang telah dibuat sebelum ia tenggelam ke dasar laut.” Dipandang dari sudut ini, misteri asal mula Piramida dasar laut ini sudah dapat dipecahkan.


7 Keajaiban Tubuh Manusia

May 21, 2009

1. The Golden Ratio
Setiap bagian tubuh manusia ternyata merupakan hitungan matematika. Believe it or not, Fibonacci numbers yang kita jumpai di buku Da Vinci Code, ternyata juga ada di tubuh kita sendiri. Bilangan Phi (1:1,618) adalah angka yang akan kita dapatkan setiap kali kita mengukur setiap inci tubuh kita. Coba deh perhatikan ruas jari tangan kita.

Ruas kedua dari ujung berukuran 1,618 kali lebih panjang dari ruas terujung, begitu seterusnya. Rumus phi ini juga kita temui di wajah kita. Panjang hidung kita berbanding 1:1,618 dibanding lebar mulut dari ujung ke ujung. Gigi terdepan dengan gigi di sebelahnya juga berukuran 1,1618 kali lebih besar. Inilah yang disebut dengan The Golden Ratio.

2. Sidik Lidah
Selain sidik jari, ternyata lidah kita juga mempunyai pattern unik yang tidak dimiliki orang lain. Hmm, jangan-jangan di masa depan kita akan bikin paspor dengan sidik lidah, nih. Hehehe…

3. Hidup dan Mati
Saat kita membaca tulisan ini, sebenarnya sedang ada sekitar 50 ribu sel yang mati di dalam tubuh kita. Tapi, di saat yang sama, lahir pula 50 ribu sel baru yang menggantikannya (kecuali di otak, yang tidak bisa menumbuhkan sel baru). Wow, ternyata tubuh kita aktif banget, ya? Di saat yang sama, untuk mencerna isi kalimat ini, pesan tersebut disampaikan ke otak dengan kecepatan mencapai 250 mil per jam!

4. Tempat Tinggal Bakteri
Satu orang manusia mempunyai organisme hidup yang lebih banyak daripada jumlah seluruh manusia di bumi. Soalnya, dalam 1 inci tubuh manusia, ternyata merupakan tempat tinggal bagi kira-kira 32 juta bakteria!

5. Kepanasan atau Kedinginan
Pernah makan makanan panas dan dingin, kan? Seberapa pun panas atau dinginnya makanan tersebut, tapi lidah kita masih bisa menerimanya, tuh. Hal ini disebabkan karena mulut kita menyesuaikan suhu makanan tersebut menjadi suhu normal, sehingga akhirnya bisa kita telan. Maksudnya, si mulut akan mendinginkan si makanan panas, dan menghangatkan si makanan dingin. Wah, ternyata mulut kita tak ubahnya seperti microwave dan kulkas, nih.

6. Anti Keriput
Selain bisa menghilangkan stress, ternyata tertawa juga bisa menguatkan sistem kekebalan tubuh, lho. Dan, menurut penelitian, anak-anak tertawa sekitar 300 kali setiap harinya, sementara orang dewasa cuma 15-100 kali saja tertawa. Ck ck ck, apa hidup mereka sedemikian beratnya, ya? Hehehe… Dan, nggak heran juga kalau orang dewasa itu jadi cepat terlihat tua. Soalnya, setiap 2000 kali wajah kita berkerut (misalnya karena kesal atau cemberut), maka muncullah segaris keriput. Makanya, jangan malas tertawa!

7. Self-healing
Tubuh kita ternyata tak ubahnya seperti Claire Bennet di serial Heroes yang bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Soalnya, setiap luka kita pasti akan sembuh, dan tubuh kita mempunyai ”keajaiban” untuk membentuk bagian tubuh yang baru. Misalnya nih, kaki kita terluka dalam karena tersandung batu. Lama-kelamaan, sel-sel di tubuh akan membentuk jaringan daging dan kulit baru untuk menutupi bekas luka tersebut. Namun demikian, ternyata ada satu bagian tubuh yang nggak bisa menyembuhkan dirinya sendiri lho, yaitu gigi. Kalau gigi tetap kita copot, jangan harap akan tumbuh gigi baru.


7 Mitos Yang Dipercaya oleh Dokter Padahal Salah

May 21, 2009

“Kami merasa perlu mengangkat hal ini, karena kami tahu bahwa dokter mempercayai hal-hal seperti itu, dan bahkan memberikan informasi seperti demikian pada pasien”. Demikian kata dr. Aaron Caroll, asisten profesor pediatrik (spesialis anak) pada Indiana School of Medicine. “Dan kepercayaan seperti ini sering disitasi oleh media populer”.

Inilah mitos tersebut, sehingga dapat diinformasikan kepada dokter anda.

1. Mitos: Manusia hanya menggunakan 10 persen dari kapasitas otaknya.

Fakta: Dokter dan pelawak, seperti Jerry Seinfeld, sering mensitasi pernyataan ini. Ia sering secara sembrono dihubungkan dengan Albert Einstein. Namun scan MRI, scan PET, dan studi radiologi telah menunjukkan bahwa tidak ada area mengganggur (dormant) pada otak. Setelah melihat neuron individu pada sel, ternyata tidak ditemukan area yang inaktif.

Studi metabolik mengenai bagaimana sel otak memproses kimiawi tubuh menunjukkan tidak adanya area yang tidak berfungsi. Menurut Caroll, mitos ini kemungkinan berasal dari para motivator kepribadian di tahun 1900an yang ingin meyakinkan audiensnya bahwa mereka belum mencapai potensi mereka secara penuh.

2. Mitos: Anda sebaiknya minum setidaknya delapan gelas perhari.

Fakta: “Tidak ada bukti medis yang menyatakan bahwa anda memerlukan air sebanyak itu”. Demikian kata dr. Rachel Vreeman, peneliti pediatrik. Menurut Vreeman, mitos ini berasal dari tahun 1945, dimana Badan Nutrisi Amerika Serikat merekomendasikan bahwa seorang individu mengkonsumsi cairan sebanyak 8 gelas. Bersamaan dengan berjalannya waktu, kata ‘cairan’ berubah menjadi air. Namun air yang berada pada buah, sayuran, kopi, dan cairan lainnya seharusnya juga dihitung.

3. Mitos: Kuku jari dan rambut akan tumbuh setelah kematian.

Fakta: Sebagian besar dokter pada awalnya meyakini hal ini. Namun setelah mereka pikirkan lebih jauh, ini tidak mungkin. Yang terjadi adalah sebagai berikut. “Sewaktu kulit tubuh mengering, jaringan lunak, terutama kulit, mengalami pengkerutan’. Demikian kata Vreeman. “ Kuku kelihatan lebih terlihat sewaktu kulit mengering. Hal yang sama juga terjadi dengan rambut, namun tidak terlalu jelas. Ketika kulit menyusut kedalam, rambut terlihat lebih kelihatan di permukaan kulit.”

4. Mitos: Rambut yang dicukur tumbuh lebih cepat, lebih gelap, dan lebih besar.

Fakta: Pada uji klinis tahun 1928 telah membandingkan pertumbuhan rambut di bagian kulit kepala yang dicukur dan yang tidak dicukur. Rambut yang digantikan oleh rambut yang dicukur ternyata tidak lebih gelap, lebih tebal, atau lebih cepat pertumbuhannya. Kajian yang lebih mutakhir telah mengkonfirmasikan hal ini. Inilah yang terjadi.

Ketika rambut mulai tumbuh setelah dicukur, ia tumbuh dengan ujung tumpul, demikian penjelasan Caroll dan Vreeman. Seiring dengan berjalannya waktu, ujung tumpul tersebut menjadi semakin tumpul, sehingga rambut menjadi kelihatan lebih tebal. Rambut yang baru tumbuh bisa kelihatan lebih gelap juga, karena ia belum terkena paparan sinar matahari.

5. Mitos: Membaca di lampu redup merusak penglihatan

Fakta: Peneliti tidak menemukan bukti bahwa membaca di lampu redup menyebabkan kerusakan mata permanen. Ia dapat menyebabkan tegangan mata dan sementara mengurangi ketajaman penglihatan, yang segera akan pulih.

6. Mitos: Makan Kalkun membuat mengantuk

Fakta: Bahkan Carroll dan Vreeman meyakini hal ini, sampai mereka melakukan riset. Yang dipelajari, ternyata terdapat zat triptofan di kalkun yang menyebabkan ngantuk. Namun kalkun tidak mengandung zat itu lebih banyak daripada ayam atau sapi. Mitos ini didorong oleh fakta bahwa kalkun sering dimakan secara ‘kolosal’ bersama hidangan lain sewaktu liburan, sering kali dengan minuman keras. Dua hal itu bisa menyebabkan rasa kantuk.


7. Mitos: Ponsel dilarang digunakan di rumah sakit

Fakta: Tidak ditemukan adanya kasus kematian berhubungan dengan hal ini. Kasus interferensi dengan instrumen rumah sakit biasanya tidak serius, demikian temuan peneliti. Dalam satu kasus, handphone ditemukan telah menginterferensi 4 persen dari instrumen, namun hanya ketika telfon berada dalam jarak 1 meter dari instrumen.

Kajian yang lebih baru, tahun ini, menemukan tidak adanya interferensi pada 300 tests di 75 ruang perawatan. “Ketika kami mendiskusikan kajian ini, dokter kelihatan tidak percaya bahwa handphone tidak menggagu instrumen.’ Demikian kata Vreeman. “Namun setelah kami memaparkan bukti medis, mereka akhirnya percaya bahwa kepercayaan seperti itu tidak tepat.”